Pembelajaran Tematik Integratif

Model Pembelajaran Integrasi (Integrated/interdisciplinary) dalam Pendidikan Jasmani

Pada kurikulum 2013 seorang guru diharapkan bisa menerapkan model pembelajaran tematik integratif, akan tetapi model ini sempat menjadi pembicaraan yang ramai terutama masalah penerapnnya di dalam pembelajaran Penjas. Pembelajaran intergatif dalam Pendidikan Jasmani masih sering mengalami kesulitan, hal ini bukan karena guru tidak bisa tetapi karena kurangnya literatur atau sumber bacaan. Intergatif atau dalam beberapa istilah asing disebut juga dengan integrated atau Interdiciplinary Education. Interdisipliner berkaitan dengan lebih dari satu cabang pengetahuan, jadi interdisipliner atau integrated yaitu proses dimana dua atau lebih bidang subjek terintegrasi dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran disetiap subjek/materi yang dipelajari. Integrasi dalam pembelajaran mungkin mengenai tema utama, isu, masalah, proses, topic, keterampilan atau pengalaman. Implementasi dari program pembelajaran integrasi membawa guru secara bersama untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mencari cara baru untuk menyampaikan pembelajaran secara holistik atau menyeluruh.

Apa yang harus kita kembangkan di sekolah-sekolah kita bukan hanya sekedar keterampilan literasi sempit yang terbatas pada batasan sistem makna yang terbatas, tetapi spektrum literasi yang akan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi didalamnya, menikmati, dan menemukan makna utama yang melalui pembelajaran yang bermakna. Tindakan menghubungkan atau menemukan hubungan di antara berbagai domain pengetahuan memberikan pemahaman konseptual yang lebih dalam tentang fitur, dimensi, dan karakteristik yang umum dalam domain tersebut. Melalui pendidikan interdisipliner, baik guru dan siswa dapat mengalami spektrum luas kemungkinan hubungan antara bidang subjek yang beragam. Sebagai pendidik, jenis pengalaman yang kami tawarkan kepada siswa memengaruhi jenis keterampilan dan pengetahuan yang mereka kembangkan. Membuat pengalaman belajar yang relevan, bermakna, dan dapat ditransfer ke pembelajaran masa depan adalah tujuan pengajaran interdisipliner.

Ada 3 model pembelajaran integrasi atau Interdisciplinary

1. Model Terkoneksi (The Connected Model): Dalam model yang terhubung, keterampilan, topik, dan konsep kurikulum Pendidikan Jasmani adalah fokus utama dari pengalaman belajar, dan konten dari bidang subjek lain digunakan untuk meningkatkan, memperluas, atau melengkapi pengalaman belajar siswa. Model ini, yang biasa banyak digunakan oleh guru karena mereka merasa nyaman dengannya, memungkinkan mereka untuk merencanakan, menjadwalkan, dan memilih konten area subjek untuk menyambungkan secara mandiri. Guru Penjas dapat menjadwalkan pelajaran pada saat itu sesuai dengan urutan pembelajaran yang telah mereka rencanakan untuk tahun tersebut; memilih area subjek dan keterampilan khusus, topik, dan konsep yang ingin mereka gunakan; dan melakukan perencanaan waktu ditentukan mereka sendiri. Sebagai contoh ketika mengajarkan tentang lompat jauh siswa dapat menggunakan keterampilan Matematika mereka untuk mengukur dan melihat seberapa jauh mereka melompat. Contoh lain siswa diajarkan mengenai peraturan maka guru secara luas menerangkan pentingnya mematuhi peraturan secara luas di lingkungan sekitarnya. Jadi seorang guru Pendidikan Jasmani dalam mengajarkan dengan model ini tanpa harus bersama dengan guru mata pelajaran lainnya.

2. Model Berbagi (The Shared Model): Sebuah model Berbagi adalah satu di mana dua mata pelajaran yang terintegrasi melalui keterampilan, topik, atau konsep serupa yang merupakan bagian dari konten untuk kedua bidang studi. Pada model ini ada kesepakatan antara guru mengenai tema, keterampilan, topik, atau konsep dan waktu untuk mengajar”. Jadi guru Penjas akan share kapan materi ini akan disampaikan untuk menyesuaikan juga guru mata pelajaran lainnya harapannya satu dengan mata pelajaran lainnya saling mendukung karena ada kaitanya. Model yang dibagikan mungkin mengharuskan pengajar untuk menyesuaikan urutan pengajaran mereka untuk menyertakan konten “bersama” yang baru. Integrasi ini membantu siswa memahami bagaimana tema, keterampilan, topik, atau konsep dapat melintasi bidang subjek lainnya. Pembelajaran siswa diperkuat dengan cara yang berarti ketika mereka melihat guru menyajikan ide yang sama di ruang kelas yang berbeda secara paralel.

Model ini dapat digunakan dengan cara-cara berikut:

Untuk membantu guru mengambil langkah pertama dalam berkolaborasi dengan guru lain. Para guru mendiskusikan konten yang mereka rencanakan untuk di ajarkan selama tahun tersebut dan mengidentifikasi keterampilan, topik, atau konsep umum yang munkin memiliki hubungan. Setelah konten telah diidentifikasi, mereka menyelaraskan urutan pengajaran untuk menyampaikan pelajaran umum atau unit pada waktu yang sama. Sebagai contoh, di unit studi sosial, siswa belajar tentang bagaimana komunitas bekerja bersama, dan para siswa mengembangkan jalur pekerjaan rumah untuk membantu siswa lain di sekolah. Pada saat yang sama di kelas pendidikan jasmani, siswa belajar tentang kerja tim dan berpartisipasi dalam kegiatan membangun tim dalam suatu permainan (game). Subyek berbagi konsep bagaimana orang bekerja sama untuk saling membantu menyelesaikan tugas.
Untuk memperkuat tema yang dipilih. Beberapa guru dapat memilih tema yang luas untuk tingkat kelas atau sebagai proyek sekolah. Guru di semua bidang pelajaran menemukan cara untuk mengajarkan berbagai aspek dari tema. Namun, tema mungkin tidak sama pentingnya di semua bidang subjek. Sebagai contoh, Anda mungkin menggunakan tema perubahan. Dalam sains, siswa mempelajari perubahan musim; pelajaran seni visual fokus pada bagaimana mengubah perspektif Anda saat Anda melihat patung mengubah apa yang Anda lihat; seni bahasa menekankan proses mengubah tulisan agar sesuai dengan audiens yang berbeda; dan dalam Pendidikan Jasmani, perubahan ditujukan ketika siswa mempelajari bagaimana olahraga bola basket telah berubah selama 100 tahun terakhir.
Untuk memilih keterampilan, topik, atau konsep dari satu bidang subjek untuk dibagikan di kedua bidang subjek. Sebagai contoh, topik yang dibagikan adalah pekerjaan, yang diajarkan dalam kurikulum pelajaran sosial tetapi tidak secara khusus merupakan bagian dari kurikulum pendidikan jasmani. Penggunaan model pembelajaran interdisipliner bersama ini memperluas kurikulum pendidikan jasmani dengan menambahkan area konten baru.

3. Model Kemitraan (The Partnership Model): Sebuah model kemitraan didefinisikan oleh perwakilan yang sama dari dua atau lebih bidang studi dalam upaya pembelajaran yang holistik. Keterampilan, topik, dan konsep dari dua atau lebih bidang studi yang dicampur bersama sehingga pembelajaran yang terjadi secara bersamaan di semua bidang subjek. Keterampilan, topik, dan konsep dari dua atau lebih bidang studi yang dicampur bersama sehingga pembelajaran yang terjadi secara bersamaan di semua bidang subjek. Model mengajar adalah kolaboratif dan sering dilakukan melalui model tim-mengajar (team-teaching).  Para guru mengajar bersama pada waktu yang sama di ruang kelas yang sama, berkolaborasi untuk menyampaikan konten yang disetujui di dalam area kurikulum. Model ini membutuhkan perencanaan yang matang, kemauan untuk mencari area umum, identifikasi blok waktu untuk mengajar dengan cara ini, dan upaya signifikan untuk mengidentifikasi hubungan antara bidang kurikuler tertentu. Ini sering mengarah ke wilayah yang belum dipetakan, menantang guru untuk melihat kurikulum mereka dari perspektif baru dan berbeda. Hasilnya adalah kurikulum di mana siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan dari semua bidang subjek.

Model ini dapat digunakan dengan cara-cara berikut:

Untuk menunjukkan nilai pemahaman hubungan antara dua atau lebih bidang subjek yang seharusnya telah diajarkan sebagai bidang subjek secara terpisah. Siswa memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda, sehingga menunjukkan pemahaman mereka sepenuhnya tentang apa yang telah mereka pelajari. Penerapan konsep matematika pecahan yang di masukan atau dihubungkan dengan pengajaran mekanika yang benar untuk pukulan-pukulan badminton adalah salah satu contohnya. Seorang guru bisa menggambarkan pukulan samping (backswing stroke) sebagai bagian dari lingkaran atau menentukan jumlah servis yang berhasil menggunakan fraksi. Sebelum pengalaman belajar, kedua guru berbagi konten mereka satu sama lain dan bersama-sama menciptakan cara baru untuk mengajarkan konten yang ditargetkan.
Ada beberapa manfaat pembelajaran interdisipliner/integrasi

  • Penyediakan cara baru untuk menyampaikan dan menggunakan konsep dan keterampilan.
  • Mendorong keterampilan berfikir kritis seperti: analisis, sitesis dan evaluasi.
  • Menumbuhkan siswa dalam pendekatan pembelajaran kolaborasi.
  • Memotivasi siswa karena pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna.
  • Mendorong guru untuk berkolaborasi, mendapatkan pemahaman dari konten atau isi dan meningkatkan hubungan sesama guru (Kolegial).
  • Meningkatkan keterampilan dengan berbagai perspektif yang berbeda.
  • Guru dan siswa akan menggunakan berbagai sumber (resources) pendekatan untuk isu-isu yang dipelajari.
  • Mendemontrasikan penyampaian pengetahunan dari satu kontek pembelajaran dengan yang lainnya.