Pendidikan Jasmani

Apabila kita melihat dalam sistem pendidikan nasional pada rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah pembelajaran: (1) Ranah Kognitif, (2) Ranah Afektif, dan (3) Ranah Psikomotorik.

  1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
  2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
  3. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan konseptual keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pendidikan Jasmani dapat dikatakan sesuai dengan rumusan pendidikan nasional seperti dijelaskan diatas. Dimana pendidikan jasmani sangat penting dan unik. Dikatakan bahwa Physical education in unique because it contributes to all three learning domains: cognitive, affective, and psychomotor” (Kelly Luke. E & Melograno, Vincent. J, 2004: 5). Jadi keunikan pendidikan jasmani dikarenakan dalam Pendidikan Jasmani memberikan kontribusi pada semua domain pembelajaran baik afektif, kognitif dan psikomotorik.

Jadi ketiga domain ranah pembelajaran tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar dalam Pendidikan Jasmani. Diantara ketiga ranah tersebut, dalam pendidikan jasmani ranah psikomotorik yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran Pendidikan Jasmani yang sangat berkaitan dengan gerak motorik.

Pendidikan Jasmani  (Penjas) merupakan suatu upaya pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak, agar mereka dapat belajar bergerak, dan belajar melalui gerak, serta berkepribadian yang tangguh, sehat jasmani dan rohani. Sedangkan menurut Toho Cholik M mendefinisikan Pendidikan Jasmani sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik.

Kemudian Sukintaka mendefinisikan Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani. Menurut Freeman (2001: 1) yang dimaksud dengan Pendidikan Jasmani adalah aktivitas fisik yang menghasilkan kemajuan secara menyeluruh di dalam fisik seseorang, mental dan kualitas emosional.

Jadi dapat disimpulkan Pendidikan Jasmani adalah proses dimana pengembangan total individu untuk mengembangkan tiga ranah pembelajaran baik kognitif, afektif maupun psikomotorik melalui gerak motorik.