Coronavirus – apakah aman berenang?

Corona virus menarik banyak perhatian orang karena sudah mewabah keseluruh dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan kondisi terkini mengenai penyebaran COVID-19 di Indonesia dan penetapan status pandemik oleh WHO. Kami menyarankan kepada semua orang untuk melakukan upaya preventive sebagai berikut:

1.  Mencuci tangan dengan benar (Ini termasuk mencuci tangan selama setidaknya 20 detik), menggunakan hand sanitizer.

2.  Meminimalkan berada pada kerumanan orang banyak (menonton konser, pergi ke mall, pasar, pusat kebugaran atau gym)

3.  Jika harus pergi keluar gunakan masker

4.  Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau lengan baju Anda (bukan tangan Anda) ketika Anda batuk atau bersin dan jangan menyentuh mata, hidung atau mulut Anda jika tangan Anda tidak bersih.

5.  Menjaga daya tahan tubuh, menjaga daya tahan tubuh cukup sederhana dan mudah, seperti:

  • Tetap rutin berolahraga (minimal tiga kali dalam seminggu untuk tetap menjaga kebugaran tubuh).
  • Asupan nutrisi (makan makanan dengan gizi seimbang yang dulu sering disebut makanan empat sehat lima sempurna)
  • Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, seperti vitamin C dan D (berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi selama 30 menit).

Bagaimana Mengenai Olahraga Renang

Berenang adalah pilihan yang aman bagi mereka yang membutuhkan latihan daya tahan. Dengan berkebangnya wabah virus Corona (COVID-19) apakah olahraga renang aman untuk dilakukan. Kelompok Penasihat dan Pengolahan Air Kolam (PWTAG: Pool Water Treatment and Advisory Group), sebuah kelompok nirlaba yang didedikasikan untuk meningkatkan kualitas air kolam, berkonsultasi dengan Public Health England (PHE) tentang keamanan berenang selama wabah koronavirus. Menurut organisasi itu, “umumnya aman” untuk melakukan olahraga berenang untuk saat ini.

Air di sebagian besar kolam renang mengandung klorin (chlorine), zat kimia yang disebut dapat membunuh virus. Dalam sebuah laporan tentang Kesehatan Sanitasi Air, WHO merinci 15 kasus wabah virus di kolam renang, sembilan di antaranya terkait dengan klorinasi yang tidak tepat atau tidak memadai. Direkomendasikan tingkat klorinasi 15mg.min / liter, yang cukup untuk membunuh sebagian besar virus. Maka dari itu aktivitas di kolam renang bisa dikatakan aman-aman saja.

Meski begitu beberapa sumber menyatakan penyebaran virus corona bisa berisiko saat berada di ruang ganti atau saat terpapar langsung dengan orang yang terinfeksi corona saat batuk dan bersin. Para ahli juga telah memperingatkan lingkungan yang lembab di pusat kebugaran dan pusat rekreasi tetap menjadi tempat berkembang biak yang sempurna untuk paparan COVID-19. Pengunjung kolam harus waspada dari mulai pintu masuk yang biasa menggunakan sistem akses kontrol pintu masuk gerbang (turnstile) jika anda menyentuhnya maka langkah preventif nomor satu diatas bisa dilakukan. Pengunjung kolam renang diingatkan untuk mandi sebelum menggunakan kolam renang, dan mandi saat meninggalkan kolam renang dan melakukan upaya preventif atau pencegahan seperti yang disebutkan diatas.

Tetapi jika Anda masih khawatir, maka untuk menjaga kebugaran coba mencari alternative latihan yang bisa dilakukan dirumah dengan latihan-latihan dengan beban berat badan sendiri. Anda bisa melakukan latihan sebagai berikut:

  1. Latihan kaki (Leg): Step up menggunakan kursi, squat, wall seat, jumping jack, skipping.
  2. Latihan bagian ektremitas atas (Upper) : push up dan variasinya (wide push up, close push up, diamond pushup, incline atau decline push up) dan bisa juga latihan dipping.
  3. Selain itu Anda bisa menambahkan latihan pusat badan (core exercise) seperti: sit-up, crunch, leg raise, back extension, plank/hover (front hover, side hover, shoulder tap, atau kombinasi dari latihan core).

Sumber:

  1. https://www.express.co.uk/life-style/life/1254816/coronavirus-in-swimming-pools-does-chlorine-kill-virus-swimming-safe-coronavirus-advice )
  2. https://www.swimming.org/swimengland/coronavirus-advice/
  3. https://metro.co.uk/2020/03/14/coronavirus-uk-safe-go-swimming-right-now-12397520/
  4. https://www.runnersworld.com/uk/training/cross-training/a31472426/coronavirus-is-it-safe-to-go-swimming/

Mempertahankan Profesionalisme Sebagai Guru Pendidikan Jasmani

Setiap profesional Pendidikan Jasmani bertanggung jawab untuk mencapai dan mempertahankan kompetensi pengetahuan dan integritas yang ditunjukkan melalui praktik perilaku yang adil, jujur, dan hormat terhadap siswa, kolega, profesi, dan masyarakat. Ada empat prinsip dasar untuk menjaga profesionalisme seorang guru Penjas (Pendidikan Jasmani) yaitu:

Prinsip Pertama

Profesional Pendidikan Jasmani adalah pendidik yang mendidik perkembangan kognitif siswa, fisik, emosional dan perkembangan sosial

  1. Membuat dan mempertahankan lingkungan belajar yang aman secara fisik dan emosional bagi semua siswa.
  2. Menghormati martabat dan nilai masing-masing individu, dan membantu siswa menilai identitas mereka sendiri dan menghargai perbedaan orang lain.
  3. Membantu pertumbuhan siswa secara menyeluruh dengan mengintegrasikan intelektual, fisik, emosional dan pembelajaran sosial.
  4. Menyediakan lingkungan yang mendukung untuk interaksi sosial yang positif dan keanggotaan grup.
  5. Menyampaikan kurikulum menggunakan bahan yang berbasis penelitian dari berbagai sumber.
  6. Menggunakan berbagai strategi pengajaran yang sesuai dan relevan secara budaya dan mengarahkan pada semua gaya belajar dan tingkat kemampuan.
  7. Membantu siswa menjadi individu yang aktif, memiliki rasa ingin tahu, dan perseptif untuk berefleksi dan memonitor pembelajaran mereka sendiri.

Prinsip Kedua

Para profesional Pendidikan Jasmani berkolaborasi dengan staf sekolah, orang tua dan masyarakat untuk menyediakan berbagai peluang aktivitas fisik untuk komunitas sekolah secara keseluruhan.

  1. Berfungsi sebagai ahli aktivitas fisik di sekolah dengan berkontribusi sesuai keahlian mereka untuk projek dan aktivitas sekolah dan komunitas.
  2. Mengkoordinasikan program aktivitas fisik sekolah yang komprehensif untuk memaksimalkan pemahaman siswa, penerapan dan praktik pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam Pendidikan Jasmani.
  3. Melibatkan staf sekolah dan orang tua untuk berperan yang akan membantu dan mendukung implementasi       program aktivitas fisik sekolah yang komprehensif/meliputi seluruh aspek.
  4. Melibatkan dan bermitra dengan anggota dan agensi komunitas untuk berbagi sumber daya, dengan demikian membangun layanan kolaboratif untuk mendukung semua siswa.
  5. Berkolaborasi dengan staf sekolah untuk mendukung kurikulum sekolah yang luas.
  6. Mengidentifikasi peluang untuk menggabungkan Pendidikan Jasmani dan aktivitas fisik ke dalam inisiatif, tema dan acara sekolah.

Prinsip Ketiga

Para profesional Pendidikan Jasmani berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada profesinya.

  1. Mempertahankan keanggotaan dalam asosiasi profesional).
  2. Terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan profesional, seperti proyek penelitian, konferensi, presentasi, dan membaca dan berkontribusi pada publikasi profesional.
  3. Berfungsi sebagai mentor, memberikan bimbingan dan dukungan kepada pendidik baru.
  4. Mendorong dan mendukung rekan-rekan mereka dalam upaya mereka untuk mengatur dan mencapai standar yang tinggi untuk pencapaian siswa.
  5. Mengunakan refleksi sebagai sarana penilaian diri untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dan praktik mengajar.
  6. Carilah terus untuk memperluas basis pengetahuan dan praktik terbaik dalam Pendidikan Jasmani.

Prinsip Keempat

Para profesional Pendidikan Jasmani menunjukkan pribadi dan integritas profesional di semua lingkungan dan situasi.

  1. Bertindak/berperan sebagai contoh/model dengan berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan.
  2. Menunjukkan kepercayaan dengan mematuhi aturan dari kerahasiaan terkait urusan semua siswa dan kolega.
  3. Menunjukkan integritas dengan menolak untuk menerima hadiah atau bantuan yang dapat mempengaruhi tindakan atau keputusan dan dapat dianggap perilaku yang tidak etis atau ilegal profesional.
  4. Latihan penilaian yang tepat di semua hubungan, sehingga tindakan selalu dicirikan oleh rasa hormat dan kepedulian terhadap orang lain.
  5. Berpakaian yang sesuai untuk lingkungan aktivitas fisik, sambil mempertahankan tingkat profesionalisme yang tinggi dan sesuai dengan aturan berpakaian sekolah.
  6. Tiba dan berangkat ke sekolah sesuai dengan kontrak pengajaran, yang memungkinkan ada waktu yang cukup untuk mempersiapkan pengajaran dan tanggung jawab administratif dan profesional lainnya.
  7. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain secara lisan dan tertulis.

 

Referensi

  1. Anita, Woolfolk. Educational Psychology. Active learning edition. Pearson Education, inc. 2008.
  2. Barry W.Lavay, Ron French, Hester L Henderson. 2006. Possitive Behaviour Management in Physical Education. US: Human Kinetics.
  3. Davis, Bob et all, Physical education, and Study of Sport, 3rd edition London: Mosby, 1997.
  4. John W. Santrock, Educational Psychology. Mc.Graw-Hill Company,Inc 2004.
  5. Kathleen Brenny and Kandace Martin. 2005. 1000 best new teacher survival secrets. US: Sourcebooks, Inc.
  6. NASPE. Code of Conduct for P-12 Physical Education Teachers 2011.