Menurut Bompa (2000: usia pembinaan olahraga bolavoli dikatakan bahwa “age to begin practicing the sport for volleyball is 10-12 year, age to start specialization for volleyball 15-16 year and age to reach high performance 22-26 year. Dalam memberikan latihan sebagai pelatih harus mengetahui tingkatan dan karakteristik anak latih karena kemampuan biomotorik akan berbeda sesuai tingkatan umur, sehingga metode yang diberikan berhasil dan dirasakan efektifitasnya. Seorang pelatih diharapkan bisa meramu suatu bentuk latihan untuk membantu pencapaian prestasi atlet yang optimal, disinilah dunia kepelatihan dikatakan suatu seni.
Bolavoli merupakan olahraga permainan beregu yang merupakan olahraga non siklus (acyclic) yaitu gerak yang dilakukan secara terputus-putus. Beban yang diberikan untuk latihan power untuk olahraga acyclic antara 50-80% dilakukan dengan gerakan yang cepat, dan interval yang diberikan 3-5 menit dan recovery penuh (Complete Recovery) (Bompa, 1999: 355). Olahraga bolavoli merupakan jenis olahraga terbuka, yaitu gerakan dilakukan pada kondisi lingkungan dan objek berubah atau bergerak atau dengan kata lain objek belum diketahui arahnya. Dalam olahraga bolavoli irama gerak memerlukan eksplosive power dari otot baik ektremitas atas maupun bawah.
Gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli sangat anaerobik, dengan rata- rata rally berlangsung 7-9 detik. Setting, spiking, jumping, dan blocking semuanya adalah gerakan anaerobic power (Bertucci, 1982:193; Stone& Kroll. 1991: 161). Para pemain juga dituntut selalu bergerak sepanjang satu rally. Bola tidak dimainkan (ball out-of-play) kurang dari 20 detik, bola dimainkan rata-rata 7 menit selama satu set. Bola tidak dimainkan rata-rata 17 menit dalam rata-rata satu set (24 menit). Para pemain juga dituntut selalu bergerak sepanjang satu rally. Karena dalam satu pertandingan butuh tiga kali kemenangan, apalagi pada pertandingan yang kompetitif yang berjalan sampai lima set dan berlangsung sampai beberapa jam akan menuntut adanya ketahanan aerobik. Permainan bolavoli predominan (56 percent) merupakan otot cepat (fast twitch fibers) akan tetapi dibutuhkan kapasitas aerobik (aerobic capacity) yang tinggi (56 ml/kg) Colle dalam (Stone& Kroll. 1991: 161).
Permainan bolavoli membutuhkan power tungkai yang besar untuk melakukan loncatan dan juga mampu untuk terus bermain pada level tinggi selama beberapa jam. Para pemain yang aktif harus melompat vertikal rata-rata sekali dalam 43 detik, kadang-kadang meloncat 2 sampai 3 kali secara beruntun. Hal ini membutuhkan ketahanan otot lokal yang tinggi dan dasar latihan aerobik yang bagus. Pertandingan bisa berlangsung 1 jam (SMP) sampai 2 ½ jam (level profesional) (Stone & Kroll. 1991: 161).
Menurut (Wienarto: 27) permainan bolavoli waktu yang diperlulan dalam satu pertandingan tingkat dunia maupun tingkat asia kurang lebih hanya 1 ½ jam. Hal ini tentu sangat mempengaruhi latihan-latihan fisik yang akan di terapkan. Sebagai contoh VO2 Max saat ini cukup dengan 45 s/d 50 ml/kg, tidak seperti dahulu 55 s/d 60 ml/kg. Dengan adanya peraturan-peraturan yang dinamis dalam jangka yang lebih pendek, tentunya anaerobik perlu ditingkatkan dan yang perlu diketahui dengan adanya pola permainan power saat ini akan lebih dipentingkan strengh dari otot. Latihan kekuatan sangat penting untuk persiapan olahraga bolavoli karena untuk perkembangan ketrampilan (skill) yang cepat, olahraga bolavoli menuntut kekuatan kaki untuk melompat, tangan dan bahu untuk melakukan smash. Kebutuhan akan ketahanan otot kaki sangat penting. Melompat secara berulang-ulang yang terjadi dalam suatu pertandingan tidak hanya memerlukan kekuatan kaki dari seorang pemain tetapi juga ketahanan kaki. Bertucci (1982:193) membagi otot yang penting dalam permainan bolvoli dalam empat segmen (1) Legs: buttock, quadriceps, hamstrings, calves; (2) Torso: pectoral (chesht), deltoids (shoulders), latissimus dorsi (upper back), lower back muscles, trapezius; (3) Arm: biceps, triceps, foerarms; (4) Abdominals: abdominal.
Dalam permainan bolavoli energi aerobik penting sebagai landasan untuk mengembangkan sistem energi anaerob baik laktik maupun alaktik. Akan tetapi dalam pengembangan sistem energi waktu untuk proses latihan berbeda-beda. Untuk itu perlu disesuaikan dengan tahap periodesasi yang sedang dijalani, karena prioritas setiap periode berbeda-beda untuk setiap tujuan latihan sistem energi.
Predominan sistem energi yang digunakan berkaitan dengan pemilihan metode latihan. Dengan mengetahui predominan sistem energi yang digunakan pada satu cabang olahraga, dapat sebagai dasar pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode peningkatanya. Menurut Pyke (1991: 46) persentase energi predominan pada cabang olahraga bolavoli apabila dilihat dari persentase penggunaan phosphate, lactic dan aerobic yaitu phosphate 45%, lactic 15%, dan aerobic 40%. Sedang menurut Bompa (1994: 28) persentase penggunaan energi dilihat dari penggunaan ATP, PC, LA dan O2 persentasenya yaitu: ATP-PC-LA 40%, LA-O2 10% dan O2 50 %. Sedang perkiraan predominan energi berdasarkan energi yang digunakan untuk gerak teknik cabang olahraga bolavoli, bukan lamanya waktu pertandingan berlangsung menurut Fox, Bower& Foss (1993: 290) persentase energi predominan pada cabang olahraga dilihat dari penggunaan energi ATP, PC, LA dan O2 presentasenya yaitu: ATP-PC-LA 80%, LA-O2 5% dan O2 15 %.
Selain komponen sistem energi predominan, juga diperlukan kemampuan komponen biomotor sebagai pendukungnya. Biomotor adalah terjadinya gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem lain yang ada dalam dirinya. Predominan komponen biomotor pada cabang olahraga bolavoli yang dikutip dari (Pate, Rotelle, McClnaghan,1984: 284) sebagai berikut:
Bolavoli merupakan olahraga permainan beregu yang merupakan olahraga non siklus (acyclic) yaitu gerak yang dilakukan secara terputus-putus. Beban yang diberikan untuk latihan power untuk olahraga acyclic antara 50-80% dilakukan dengan gerakan yang cepat, dan interval yang diberikan 3-5 menit dan recovery penuh (Complete Recovery) (Bompa, 1999: 355). Olahraga bolavoli merupakan jenis olahraga terbuka, yaitu gerakan dilakukan pada kondisi lingkungan dan objek berubah atau bergerak atau dengan kata lain objek belum diketahui arahnya. Dalam olahraga bolavoli irama gerak memerlukan eksplosive power dari otot baik ektremitas atas maupun bawah.
Gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli sangat anaerobik, dengan rata- rata rally berlangsung 7-9 detik. Setting, spiking, jumping, dan blocking semuanya adalah gerakan anaerobic power (Bertucci, 1982:193; Stone& Kroll. 1991: 161). Para pemain juga dituntut selalu bergerak sepanjang satu rally. Bola tidak dimainkan (ball out-of-play) kurang dari 20 detik, bola dimainkan rata-rata 7 menit selama satu set. Bola tidak dimainkan rata-rata 17 menit dalam rata-rata satu set (24 menit). Para pemain juga dituntut selalu bergerak sepanjang satu rally. Karena dalam satu pertandingan butuh tiga kali kemenangan, apalagi pada pertandingan yang kompetitif yang berjalan sampai lima set dan berlangsung sampai beberapa jam akan menuntut adanya ketahanan aerobik. Permainan bolavoli predominan (56 percent) merupakan otot cepat (fast twitch fibers) akan tetapi dibutuhkan kapasitas aerobik (aerobic capacity) yang tinggi (56 ml/kg) Colle dalam (Stone& Kroll. 1991: 161).
Permainan bolavoli membutuhkan power tungkai yang besar untuk melakukan loncatan dan juga mampu untuk terus bermain pada level tinggi selama beberapa jam. Para pemain yang aktif harus melompat vertikal rata-rata sekali dalam 43 detik, kadang-kadang meloncat 2 sampai 3 kali secara beruntun. Hal ini membutuhkan ketahanan otot lokal yang tinggi dan dasar latihan aerobik yang bagus. Pertandingan bisa berlangsung 1 jam (SMP) sampai 2 ½ jam (level profesional) (Stone & Kroll. 1991: 161).
Menurut (Wienarto: 27) permainan bolavoli waktu yang diperlulan dalam satu pertandingan tingkat dunia maupun tingkat asia kurang lebih hanya 1 ½ jam. Hal ini tentu sangat mempengaruhi latihan-latihan fisik yang akan di terapkan. Sebagai contoh VO2 Max saat ini cukup dengan 45 s/d 50 ml/kg, tidak seperti dahulu 55 s/d 60 ml/kg. Dengan adanya peraturan-peraturan yang dinamis dalam jangka yang lebih pendek, tentunya anaerobik perlu ditingkatkan dan yang perlu diketahui dengan adanya pola permainan power saat ini akan lebih dipentingkan strengh dari otot. Latihan kekuatan sangat penting untuk persiapan olahraga bolavoli karena untuk perkembangan ketrampilan (skill) yang cepat, olahraga bolavoli menuntut kekuatan kaki untuk melompat, tangan dan bahu untuk melakukan smash. Kebutuhan akan ketahanan otot kaki sangat penting. Melompat secara berulang-ulang yang terjadi dalam suatu pertandingan tidak hanya memerlukan kekuatan kaki dari seorang pemain tetapi juga ketahanan kaki. Bertucci (1982:193) membagi otot yang penting dalam permainan bolvoli dalam empat segmen (1) Legs: buttock, quadriceps, hamstrings, calves; (2) Torso: pectoral (chesht), deltoids (shoulders), latissimus dorsi (upper back), lower back muscles, trapezius; (3) Arm: biceps, triceps, foerarms; (4) Abdominals: abdominal.
Dalam permainan bolavoli energi aerobik penting sebagai landasan untuk mengembangkan sistem energi anaerob baik laktik maupun alaktik. Akan tetapi dalam pengembangan sistem energi waktu untuk proses latihan berbeda-beda. Untuk itu perlu disesuaikan dengan tahap periodesasi yang sedang dijalani, karena prioritas setiap periode berbeda-beda untuk setiap tujuan latihan sistem energi.
Predominan sistem energi yang digunakan berkaitan dengan pemilihan metode latihan. Dengan mengetahui predominan sistem energi yang digunakan pada satu cabang olahraga, dapat sebagai dasar pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode peningkatanya. Menurut Pyke (1991: 46) persentase energi predominan pada cabang olahraga bolavoli apabila dilihat dari persentase penggunaan phosphate, lactic dan aerobic yaitu phosphate 45%, lactic 15%, dan aerobic 40%. Sedang menurut Bompa (1994: 28) persentase penggunaan energi dilihat dari penggunaan ATP, PC, LA dan O2 persentasenya yaitu: ATP-PC-LA 40%, LA-O2 10% dan O2 50 %. Sedang perkiraan predominan energi berdasarkan energi yang digunakan untuk gerak teknik cabang olahraga bolavoli, bukan lamanya waktu pertandingan berlangsung menurut Fox, Bower& Foss (1993: 290) persentase energi predominan pada cabang olahraga dilihat dari penggunaan energi ATP, PC, LA dan O2 presentasenya yaitu: ATP-PC-LA 80%, LA-O2 5% dan O2 15 %.
Selain komponen sistem energi predominan, juga diperlukan kemampuan komponen biomotor sebagai pendukungnya. Biomotor adalah terjadinya gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem lain yang ada dalam dirinya. Predominan komponen biomotor pada cabang olahraga bolavoli yang dikutip dari (Pate, Rotelle, McClnaghan,1984: 284) sebagai berikut:
Kekuatan otot menunjukan angka 1
Daya tahan otot menunjukan angka 2
Anaerobic Power menunjukan angka 1
Ketahanan Cardiorespirasi menunjukan angka 2
Kelentukan menunjukan angka 2
ket: Angka (1) artinya sangat penting (2) penting dan (3) kurang penting.
Bila dilihat dari predominan sitem energi yang digunakan dalam permainan bolavoli sistem energi yang dominan yaitu sistem energi anaerobik alaktik yaitu bila dilihat dari penggunaan ATP-PC-LA dan O2. Dengan mengetahui predominan sistem energi untuk permainan bolavoli maka sebagai pelatih merencanakan program latihan yang disesuaikan dengan cabang olahraga bolavoli pada periodesasi tertentu. Latihan komponen biomotorik kekuatan, ketahanan, power, dan kardiorespirasi ditekankan pada periode tertentu bebeda dengan latihan fleksibilitas yang tidak ditekankan pada periode tertentu, maka latihan fleksibilitas akan tetap berlangsung selama setahun.